Sebagaicontoh, keberanian Pemerintah Venezuela menasionalisasi sektor migasnya atas lapangan Orinoco yang dikelola ExxonMobil. Selaku kontraktor, ExxonMobil meminta harga 25 miliar dolar AS tetapi Venezuela hanya bersedia membayar 6 miliar dolar untuk lapangan Orinoco, yang memproduksi minyak 600 ribu barel per hari (bph) dengan cadangan
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Televisi merupakan salah satu media elektronik yang menjadi hiburan dan sumber informasi bagi pemirsanya. Televisi bisa dikatakan sebagai kebutuhan primer bagi masyarakat. Tidak bisa dipungkiri bahwa penikmat televisi itu mulai dari kalangan anak-anak sampai orang tua, walaupun hanya sekedar untuk mengisi kegiatan diwaktu sela atau memang ingin mendapatkan informasi terbaru. Terkadang acara yang disuguhkan bagi pemirsanya kurang pas, baik dari segi waktu maupun jenis acaranya. Banyak acara televisi yang kurang mendidik dan bisa merusak pikiran anak. Bahkan beberapa tayangan televisi ada yang memuat unsur kekerasan, percintaan, pelecehan seksual dan mistis. Sekarang ini mungkin sulit sekali menemukan tayangan televisi yang mengandung unsur edukasi bagi anak-anak. Kebanyakan berisi sinetron, ftv, komedi, thalk show, gossip, stasiun televisi yang membuat program “asal jadi”, maksudnya program yang dibuat tidak dikemas secara apik dan detail, hanya mementingkan rating sehingga jika rating tinggi akan tayang sampai beribu-beribu episode, memang rating itu juga perlu diperhatikan tetapi jika ratingnya bagus namun tidak ada nilai positif yang bisa diambil dari tanyangan tersebut lama-lama orang-orang yang menontonya juga akan langsung televisi juga dapat mempengaruhi sikap dan perilaku masyarakat, bahkan mental para penontonnya mulai dari gaya berbicara menggunakan bahasa gaul loe-gue yang dapat melunturkan bahasa daerah, pakaian yang meniru gaya kebarat-baratan, rasa sopan santun kepada orang yang lebih tua, serta rasa sosial terhadap sesama yang mulai luntur misalnya sikap bullying yang terjadi dikalangan orang tua harus lebih mawas lagi terhadap tayangan-tayangan yang ditonton oleh anaknya, apalagi anak yang masih dibawah umur agar tidak kebablasan. Berikut ini dampak negatif yang didapatkan anak-anak apabila menonton tayangan televisi yang salah, yaitu yang sering menonton tanyangan televisi yang mengandung usur-unsur kekerasan ataupun film action, tidak menutup kemungkinan membuat anak untuk meniru perilaku yang dilihatnya tadi. Setelah menonton adegan kekerasan, anak melampiaskannya kepada teman-temanya. Banyak terjadi sekarang dikalangan anak-anak SD yang menganiaya teman sekelasnya atau malah adik belajarKeseringan menonton televisi dengan tidak ada batasan dari orang tua untuk menonto televisi sering membuat anak “keblabasan”, waktunya belajar digunakan untuk menonton televisi, masih mending kalau yang ditonton adalah tayangan pendidikan, nah kalau yang ditonton itu sinetron?? Anak-anak jadi tidak mengenal waktu, jam belajar digunakan untuk menonton TV akibatnya lupa mengerjakan PR, lama-lama malas untuk belajar, nilai jelek, tidak naik seksualPesan seksual kadang terselip disebagain besar tayangan televisi, termasuk iklan. Oleh karena itu peran orang tua sangat penting dalam hal mengawasi dan memilih tayangan yang tepat dalam menonton tayangan televisi bagi yang dapat dilakuakan oleh orang tua agar anak-anaknya tidak salah dalam menonton tayangan televisi yaitu dengan ikut menonton TV bersama anak, menetapkan tayangan yang boleh ditonton dan jam menonton, jangan terlalu sering menonton TV, serta jangan menonton TV di jam malam karena biasanya tayangan untuk orang-orang sebaiknya kita bersikap kritis tehadap tayangan-tanyangan televisi, perlu kedewasaan untuk memilih tayangan yang layak ditonton. Televisi tentunya juga mempunyai dampak yang positif, seperti informasi-informasi yang ditayangkan dalam acara berita. Bagaimanapun televisi juga mempunyai efek yang sangat besar bagi pemirsanya. jika kita sendiri tidak bijak dalam memilah memilih bisa jadi efek-efek negatif yang terselip dalam tayangan televise akan tumbuh dalam diri kita. Lihat Edukasi Selengkapnya
2 Keresahan di televisi. Sebagai host acara Tonight Show, Desta memiliki keresahan tersendiri di dunia televisi. Desta tak suka dengan acara-acara televisi yang kini menampilkan rekayasa, kebohongan, keributan, atau apa pun yang kurang mencerdaskan bangsa. Baca juga: Desta Akui Jadi Pribadi Lemah Saat Menyangkut Anak-anaknya
Teks persuasi adalah teks yang dimaskudkan untuk mengajak, membujuk, atau menyuruh pembacanya melakukan sesuai sebagaimana yang penulis sampaikan. Struktur teks persuasi sebagai berikut pembukaan, memuat pandangan awal penulis terhadap suatu topik. tesis, memuat gagasan umum penulis tentang topik yang dibahas. argumen, berisi pendapat penulis atau bukti-bukti yang mendukung tesis. rekomendasi, bagian penutup teks persuasi yang berisi ajakan mau saran untuk melakukan hal yang disampaikan pada teks tersebut. Berikut salah satu contoh teks persuasi yang sesuai ilustrasi tersebut. Bagian pembukaan memuat pandangan penulis tentang perkembangan televisi sampai sekarang, misalnya sejarah televisi di Indonesia. Bagian tesis penulis menentukan arah topik permasalahan yang akan dibahas, yaitu ragam tayangan televisi, misalnya memaparkan ragam acara, tetapi banyak yang tidak ramah bagi anak. Bagian argumen memuat kalimat tersebut mengandung data berupa fakta yang mendukung argumen penulis tentang dampak negatif televisi bagi anak dan upaya pencegahannya, misalnya data berupa kasus-kasus yang menimpa anak akibat tayangan televisi. Bagian rekomendasi memuat kalimat tersebut mengandung kata tugas ajakan untuk melihat tayangan televisi secara bijak, misalnya "Marilah mengawasi anak-anak kita dari tayangan televisi yang tidak baik". Dengan demikian kerangka contoh teks persuasi tersebut dapat dikembangkan menjadi teks persuasi yang utuh. Gambarinilah yang dilihat di layar televisi dalam bentuk audio dan visual, maka dapat dikatakan bahwa televisi merupakan media perantara untuk menampilkan gambar. Televisi merupakan - Sikap tanggung jawab diperlukan ketika menggunakan atau menonton televisi. Karena televisi bisa memberi pengaruh negatif, contohnya kita menjadi malas melakukan hal lain saat menonton televisi. Tanggung jawab ketika menggunakan televisi dapat diartikan sebagai sikap atau perilaku bijak, bagaimana kita mampu mengendalikan atau membatasi penggunaan tanggung jawab menggunakan televisi Dikutip dari buku Awas Tayangan Televisi 2008 karya Surbakti, sikap tanggung jawab menggunakan televisi dibutuhkan supaya kita tidak terjerumus atau terjebak pada konten siaran televisi yang tidak mendidik atau tidak bermutu. Berikut contoh kunci jawaban materi tema 3 kelas 6 tentang sikap tanggung jawab menggunakan televisi, yakni Menggunakan televisi untuk belajar atau mencari ilmu pengetahuan Ketika menggunakan atau menonton siaran televisi, kita harus memiliki sikap tanggung jawab dengan memilah dan memilih siaran yang bermanfaat. Contohnya menggunakan televisi untuk belajar atau mencari ilmu pengetahuan. Baca juga Sikap Selektif Menghadapi Pengaruh IPTEK Fokus melakukan aktivitas lain dan mematikan televisi Siaran televisi memang terasa sangat seru untuk diikuti dan terus ditonton. Namun, kita harus bertanggung jawab dalam menggunakan televisi, yakni fokus melakukan hal yang sedang kita kerjakan, seperti belajar, bekerja, dan membersihkan rumah. Supaya lebih fokus, sebaiknya kita mematikan televisi ketika melakukan aktivitas. Bersikap bijak dengan tayangan siaran televisi Menurut Al. Tridhonanto dan Beranda Agency dalam buku Melejitkan Kecerdasan Emosi EQ Buah Hati 2013, sikap bijak ketika menggunakan televisi berarti memilih siaran yang cocok dengan usia dan budaya kita. Sikap bijak diperlukan supaya kita mengetahui mana siaran yang baik atau tidak. Lebih baiknya ketika menonton televisi, anak-anak bisa meminta untuk didampingi orang tua. Menyelesaikan kewajiban terlebih dahulu Sikap tanggung jawab lainnya adalah menyelesaikan kewajiban terlebih dahulu. Menonton televisi menjadi hak seseorang setelah melakukan kewajiban. Contohnya menonton televisi hak setelah belajar kewajiban, dan menonton televisi hak setelah mengerjakan tugas sekolah kewajiban. Baca juga Akibat dari Sikap Tanggung Jawab Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel. KeuntunganPembelajaran Tematik Bagi Guru dan Siswa. Keuntungan pembelajaran tematik bagi guru antara lain adalah sebagai berikut: 1. Tersedia waktu lebih banyak untuk pembelajaran. Materi pelajaran tidak dibatasi oleh jam pelajaran, melainkan dapat dilanjutkan sepanjang hari, mencakup berbagai mata pelajaran. 2. Beranda Artikel 1 Tahun Pola Asuh Anak Menonton televisi tidak hanya untuk orang dewasa. Sejak bayi, Bunda mungkin juga sudah sering memperlihatkan berbagai tayangan televisi kepada buah hati secara tidak langsung. Awalnya mungkin Bunda sekadar membawa buah hati ikut menonton acara kesukaan Bunda. Lama-kelamaan ini akan membuat buah hati semakin tertarik dengan tayangan di televisi. Terus bertambahnya usia, buah hati Bunda pun akan lebih lugas mengutarakan niatnya untuk menonton televisi. Padahal, menonton televisi bisa membuat perkembangan anak 1 tahun terhambat loh, Bun. Zaman sekarang membiarkan anak menonton televisi dapat menjadi cara jitu untuk membuatnya tenang. Acara-acara di televisi seakan mampu menghipnotis buah hati agar tidak menangis. Bunda pun bisa lebih Bunda melakukan berbagai kegiatan yang lain. Menonton televisi bukanlah suatu pantangan asalkan disesuaikan dengan jenis dan waktu tayangannya. Untuk itu, sebaiknya Bunda untuk mengetahui berbagai efek negatif serta tips bijak memilih tayangan televisi untuk buah hati. Dampak Tayangan Televisi bagi Anak Tak bisa dimungkiri membiarkan anak terlalu sering menonton tayangan televisi bisa berdampak kepada psikologinya. Efek-efek negatif pun kerap timbul jika Bunda terus membiarkan buah hati yang masih balita terus menonton berbagai acara televisi tersebut. Baca Juga Dampak Tayangan Televisi yang Kurang Tepat bagi Anak Tidak semua dampak menonton televisi bisa berpengaruh buruk terhadap psikologi perkembangan anak, Bun. Namun, Bunda juga mesti waspada dengan efek negatif yang bisa saja muncul akibat terlalu sering menonton televisi. Berikut adalah beberapa efek negatif yang timbul dari kebiasaan menonton televisi tanpa dibatasi bagi buah hati kesayangan Bunda. 1. Merusak Minat Baca Suguhan tayangan televisi yang penuh dengan gambar bergerak akan membuat buah hati merasa nyaman dan anteng. Namun risikonya, ia terbiasa melihat sesuatu secara visual bergerak. Alhasil ini bisa berpengaruh pada minat membacanya. Anak Bunda kelak bisa menjadi malas membaca. 2. Kecanduan Televisi Membiarkan anak menonton televisi tanpa batas waktu sangat berisiko membuatnya kencanduan untuk terus menonton. Efek lebih parahnya jika sudah kecanduan, anak akan lebih mudah rewel jika tidak diizinkan menonton acara televisi yang disukai. Bunda pun akan lebih repot untuk melepaskan anak dari ketergantungan menonton tayangan di televisi. 3. Ancaman Obesitas Obesitas sangat mudah menimpa anak yang sudah kecanduan televisi. Menonton televisi terlalu lama bisa menjadikan anak kurang aktivitas fisik dalam kesehariannya. Ini karena buah hati cenderung lebih suka menghabiskan waktu di depan televisi ketimbang melakukan aktivitas fisik. 4. Terpapar Perilaku yang Buruk Banyak sekali tayangan televisi yang justru menampilkan contoh-contoh perilaku buruk. Ini sangat berbahaya bagi perkembangan psikologi buah hati. Karena itu, Bunda sebaiknya memastikan dan menyeleksi semua tayangan televisi yang ditonton buah hati, agar buah hati hanya menonton acara yang sesuai umurnya. 5. Risiko Depresi Risiko depresi bisa muncul dari banyaknya adegan kekerasan yang kerap muncul di televisi. Berbagai adegan tersebut bisa membuat anak merasa agresif dan ketakutan. Pada akhirnya, menonton tayangan dengan adegan kekerasan bisa berujung pada depresi anak. Kalaupun Bunda sudah melihat gejala depresi tersebut, sebaiknya Bunda berkonsultasi dengan psikolog anak. Memilih Tayangan Televisi untuk Anak Bunda tidak perlu melarang anak menonton televisi sepenuhnya. Bagaimanapun, masih banyak tayangan televisi yang positif dan baik untuk perkembangan psikologi anak. Bunda hanya perlu memilihnya dengan teliti. Selain memperhatikan konten tayangan tersebut, banyak aspek lain yang perlu Bunda pertimbangkan. Berikut ini beberapa tips untuk Bunda dalam memilih tayangan televisi bagi Buah hati, dimulai dari waktu acaranya, jenis tayangan, serta nilai yang ditampilkan. Pastikan Tayangan Bisa Ditonton Semua Umur Hal paling utama untuk pertimbangan adalah apakah kategori tayangan tersebut cocok untuk buah hati. Pastikan semua tayangan yang Bunda izinkan untuk buah hati tonton berkategori semua umur. Kategori tersebut menjadi penanda bahwa konten yang ada dalam tayangan sesuai dengan usia anak. Meski demikian, Bunda tetap harus mendampingi buah hati ketika menonton tayangan tersebut dan menjelaskan adegan-adegan yang terasa rancu di dalamnya. Pilih Tayangan yang Mengusung Nilai Positif Acara dengan kategori semua umur juga belum tentu menampilkan nilai-nilai positif di dalamnya loh, Bun. Bisa jadi acara yang ditampilkan tidak bernilai apa pun. Biasakan jangan memberi kesempatan anak untuk menonton tayangan yang tidak bernilai. Carilah referensi dari tiap tayangan televisi terlebih dahulu. Pastikan nilai-nilai positif yang ada di dalamnya. Setelah itu, barulah Bunda bisa mengizinkan buah hati menonton tayangan televisi tersebut. Adanya nilai positif dalam tayangan, perkembangan psikologi anak akan jauh lebih baik. Perhatikan Musik dalam Tayangan dan Waktu Tonton Memilih tayangan yang baik juga harus mempertimbangkan waktu anak ketika menontonnya. Khususnya terkait musik yang melatari adegan dalam acara yang ditonton buah hati. Bunda sebaiknya memilih tayangan dengan latar musik santai ketika anak menontonnya pada malam atau sore hari. Sebaliknya jika menontonnya di pagi hari, Bunda bisa memilihkan tayangan dengan latar musik yang lebih bersemangat. Pemilihan ini berguna anak agar tidak terlalu agresif. Dengan latar musik tenang pada sore hari, diharapkan buah hati tidak menjadi hiperaktif menjelang malam tiba. Sebaliknya ketika menonton acara yang energik saat pagi hari, diharapkan anak lebih bersemangat menjalani berbagai aktivitasnya seharian. Durasi Tayangan yang Tidak Panjang Anak kecil kadang cepat merasa bosan. Begitu juga saat sedang menonton televisi. Sangat mungkin buah hati Bunda mendadak rewel karena durasi acara yang ditontonnya terlalu panjang. Untuk mencegah situasi tersebut, Bunda sebaiknya mencari tayangan dengan durasi yang tidak begitu panjang antara 25-30 menit. Durasi ini juga bisa membatasi anak dari kegiatan menonton televisi terus-menerus. Tips Membatasi Waktu Menonton Televisi Anak Walaupun tayangannya bagus, Bunda juga sebaiknya tidak membebaskan anak untuk menonton televisi seharian penuh. Berbagai penelitian menyatakan, waktu menonton televisi yang baik bagi anak di bawah 5 tahun adalah tidak lebih dari 2 jam sehari. Karena itu, diperlukan cara bijak guna bisa membatasi waktu menonton televisi bagi buah hati Bunda. Bunda sebaiknya membatasi waktu menonton tayangan televisi bagi anak, misalnya mencari tayangan dengan durasi tidak terlalu panjang. Selain itu, masih banyak tips lain untuk membatasi waktu menonton televisi buah hati. Hindari Menggunakan Televisi untuk Menenangkan Anak Sekali menggunakan televisi untuk menenangkan buah hati, Bunda harus bersiap menghadapi ketergantuangn anak dari berbagai tayangan televisi. Membiarkan anak menonton televisi agar Bunda bisa melakukan berbagai kegiatan lainnya tidaklah bijaksana. Selain tayangannya menjadi di luar pengawasan, waktu menonton pun jadi panjang. Dampingi Buah Hati saat Menonton Dengan selalu berada di sampingnya, Bunda bisa memastikan tayangan yang sedang ditonton buah hati. Tidak hanya itu, Bunda bisa mengatur batas waktu menonton bagi buah hati. Perbanyak Aktivitas di Luar Ruangan Salah satu faktor anak menjadi kecanduan televisi karena kurangnya aktivitas lain. Bunda bisa membantunya lepas dari kebiasaan menonton televisi dengan menemaninya bermain. Bunda juga bisa memperbanyak aktivitas di luar ruangan. Ajarkan buah hati untuk lebih senang bermain dengan teman-temannya. Ini akan memudahkannya lepas dari menonton televisi. Artikel Lainnya Artikel Terpopuler IntensitasMelihat Tayangan Kuliner . N Valid 89 Missing 0 Mean 101.3146 Median 107.0000 Mode 110.00 Std. Deviation 17.68898 Variance 312.900 Range 62.00 Minimum 69.00 Maximum 131.00 Sum 9017.00 . a. Multiple modes exist. The smallest value is shown . Dari data intensitas melihat tayangan kuliner di atas, dapat diketahui bahwa jumlah responden Tema Dampak negatif televise a. Perkembangan televisi sampai sekarangb. Ragam tayangan televisic Dampak negatif televisi bagi anakd. Upaya pencegahan dampak negatif televisie Ajakan untuk melihat tayangan televisi secara bijakBuatlah sebuah teks persuasi berdasarkan kerangka teks tersebut dengan memperhatikanstruktur dan kaidah kebahasaan!​ Jawaban kalo salahsemangat terus ya
Namundemikian, terbentuklah Pedoman Perilaku Penyiaran program jurnalistik ini justru mendapat tiga Standar Program Siaran (P3SPS) sebagai alat kali teguran tertulis dari Komisi Penyiaran kontrol pihak televisi untuk selalu Indonesia (KPI), di antaranya pada 12 menampilkan tayangan yang berkualitas sesuai dengan aturan yang berlaku.
Yang paling penting dalam semua hubungan manusia adalah percakapan, tapi orang tidak bicara lagi, mereka tidak duduk untuk berbicara dan mendengarkan. Mereka pergi ke teater, bioskop, menonton televisi, mendengarkan radio, membaca buku, tetapi mereka hampir tidak pernah bicara. Jika kita ingin mengubah dunia, kita harus kembali ke waktu ketika prajurit akan berkumpul di sekitar api dan Em toda relação humana, a coisa mais importante Ă© a conversa, mas as pessoas jĂĄ nĂŁo fazem mais isso – sentar para falar, e para escutar os outros. VĂŁo ao teatro, cinema, vĂȘem televisĂŁo, escutam rĂĄdio, lĂȘem livros, mas quase nĂŁo conversam. Sumber Zahir yl1lTaC.
  • ox3r45hn3q.pages.dev/372
  • ox3r45hn3q.pages.dev/554
  • ox3r45hn3q.pages.dev/507
  • ox3r45hn3q.pages.dev/402
  • ox3r45hn3q.pages.dev/391
  • ox3r45hn3q.pages.dev/509
  • ox3r45hn3q.pages.dev/570
  • ox3r45hn3q.pages.dev/189
  • ajakan untuk melihat tayangan televisi secara bijak